Archive | artikel RSS feed for this section

Resume Kajian2Pekanan “Ghazwul Fikri”

23 Feb

Ghazwul Fikri/ Perang Pemikiran
Ustadz Sigit Yulianta, S.T., M.S.I.
Sabtu, 21 Februari 2015
Masjid Al-Azhar Pugeran

Ditinjau dari peperangan antara al-Haq dengan al-Bathil, peperangan ini sudah dimulai sejak Adam ‘alaihissalam diciptakan oleh Allah ta’ala. Allah tetapkan baginya sebagai khalifah di bumi, kemudian Allah perintahkan semua penduduk langit untuk bersujud padanya. Fasajadu illa iblis, semua bersujud kecuali iblis. Saat itulah perseteruan antara al-Haq dan al-Bathil terjadi. Iblis dengan arogansinya menjawab, “Aku lebih baik daripada dia (Adam), aku diciptakan dari api dan dia dari tanah” ketika Allah bertanya, “Kenapa engkau enggan bersujud pada Adam?” Inilah sifat iblis yang tidak hanya diwarisi oleh bangsa jin, tetapi juga kalangan manusia.

Iblis bersumpah di hadapan Allah, “Ya Allah, karena Engkau telah tetapkan aku sesat. Maka demi kemuliaanku, aku akan menyesatkan Adam dan anak cucunya. Aku akan datangi mereka dari depan dan belakang, kanan dan kiri hingga tidak engkau dapati kebanyakan dari mereka kecuali menyekutukanMu. Kecuali hamba-hambaMu yang ikhlas.” Sejak inilah benar-benar dimulai peperangan.

Allah sejak awal sudah peringatkan kepada kita bahwa setan merupakan musuh yang nyata. Jangan pernah mengikuti langkah-langkah setan. Apapun bentuknya, terlebih di zaman ini yang bermacam-macam banyaknya. Tidak hanya setan dari kalangan jin, tetapi juga ada setan dari kalangan manusia.

Ditinjau dari metode/strategi pertempuran, kita mendapati fakta sejarah bahwa orang-orang kafir, musyrik, munafik mengambil pelajaran dari peperangan-peperangan fisik yang mereka lakukan terhadap kaum muslimin. Peperangan yang terjadi di masa Nabi dan para sahabat, hampir dalam setiap perang jumlah kaum muslimin lebih sedikit. Persenjataan juga kalah dibanding musuh-musuhnya. Namun, tidak pernah bisa benar-benar dikalahkan.
Belajar dari peperangan-peperangan ini, orang-orang kafir mengambil kesimpulan bahwa umat Islam tidak bisa dikalahkan dengan peperangan fisik. Mereka menyadari hal ini. Maka kemudian mereka berpikir untuk melakukan peperangan dengan bentuk lain yang bisa menghancurkan umat Islam secara tidak sadar, tetapi efektif. Ada suatu pertemuan misionaris internasional di Inggris waktu itu. Speaker-nya mengangkat Al-Qur`an dan berkata, “Selama Al-Qur`an ini ada dalam dada setiap muslim, jangan harap kalian bisa mengalahkan mereka.” Inilah suatu kesimpulan yang diambil. Strategi mereka kemudian adalah tidak melakukan konfrontasi, tetapi membiarkan umat Islam dengan pengakuan lisan atas keislamannya sambil menyibukkan dengan hiburan-hiburan yang melalaikan, terutama pemudanya. Dengan begitu, umat Islam perlahan-lahan keluar dari agamanya tanpa disadari. Maka saat ini berapa banyak pemuda yang benar-benar mengkaji Al-Qur`an?

Diantara cara yang dilakukan adalah menyebarkan berita bohong. Berita-berita bohong disebarkan atau didengungkan terus menerus hingga dianggap benar. Selain itu, melakukan pendangkalan aqidah. Umat Islam dibuat ragu dengan aqidahnya, kemudian muncul paham pluralisme agama. Semua agama benar, semua agama menuju Tuhan yang sama, kebenaran hanya milik Tuhan, dan sebagainya.

Maka mari kita sadari dan waspadai hal ini dengan mendalami agama Islam dengan benar. Tata cara belajar sebagai seorang muslim ada 5 poin, yaitu:
1. Melalui sumber rujukan yang pasti benar; Al-Qur`an dan Hadits shahih.
2. Mengikuti pemahaman dan aplikasi shahabat Nabi.
3. Jaga dan pelihara kebersihan hati.
4. Belajar dan mengambil nasihat dari orang-orang ‘alim yang mukmin. Orang ‘alim yang mukmin adalah orang yang imannya telah mendarah daging.
5. Doa.

Allahu a’lam. Demikian resume ini ditulis. Semoga bermanfaat. Resume ini memang kurang lengkap, silakan download rekaman audionya di sini untuk mengambil faidah dari kajian ini dengan lengkap.

Jika ingin download rekaman audio kajian lainnya klik di sini.

Qithmir; Anjing yang Dijanjikan Surga

20 Feb

Tercatat dalam sejarah memang, bahkan Allah abadikan dalam Al-Qur`an bagaimana tingkah ‘sepele’ yang dilakukan oleh seekor anjing di hadapan pintu gua yakni menjulurkan kedua kaki depannya. Allah abadikan dalam Surah Al-Kahfi (Gua) kisah seekor anjing yang menemani orang-orang shalih yang berusaha tetap memperjuangkan keimanannya dalam ketauhidan mereka kepada Allah.

“…sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka” (Al Kahfi:18)

***

Allah Ta’ala menceritakan tiga kisah sejarah dalam Surah Al-Kahfi, yaitu kisah Ashhabul Kahfi (Penghuni Gua), kisah pertemuan Nabi Musa dengan Nabi Khidhir, dan kisah Dzulqarnain. Kisah para pemuda yang berusaha menyelamatkan iman dan diri mereka dari kejaran seorang raja yang zhalim pada jaman itu sangat disorot hingga Allah abadikan menjadi nama surat tersebut.

Kisahnya bermula dari sebuah kerajaan yang rajanya tak pernah sakit 30 tahun lamanya. Dengan semerbak harum setiap sudutnya. Dari situlah muncul kesombongan sehingga ia merasa paling bersahaja dan juga paling mulia bahkan melebihi Rabb Semesta Alam.

“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (Al Kahfi:13)

Ketika itu para pemuda yang beriman, Allah meneguhkan hati mereka. Di hadapan sang Raja Diqyanus yang zhalim itu mereka berkata sebagaimana dikisahkan dalam ayat berikutnya.

“…Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran” (Al Kahfi:14)

Saat itu, kaum mereka telah menjadikan selain Allah, tuhan-tuhan mereka. Akhirnya mereka pun berusaha menyelamatkan diri juga keimanan mereka. Pemuda-pemuda itu lari dari kerajaan yang begitu luas kemudian meninggalkan kerajaan itu dengan jarak yang begitu jauh, hingga pada suatu ketika bertemu dengan seorang penggembala dengan binatang gembalaannya. Kepada penggembala itu mereka bertanya: “Hai penggembala, apakah engkau mempunyai air minum atau susu?” “Aku mempunyai semua yang kalian inginkan,” sahut penggembala itu. “Tetapi kulihat wajah kalian semuanya seperti kaum bangsawan. Aku menduga kalian itu pasti melarikan diri. Coba beritahukan kepadaku bagaimana cerita perjalanan kalian!”

Mereka menjawab, “Kami sudah memeluk suatu agama, kami tidak boleh berdusta. Apakah kami akan selamat jika kami mengatakan yang sebenarnya?” “Ya,” jawab penggembala itu. Lalu para pemuda itu menceritakan semua yang terjadi pada diri mereka. Mendengar cerita mereka, penggembala itu segera bertekuk lutut di depan mereka, ia berkata, “Dalam hatiku sekarang terasa sesuatu seperti yang ada dalam hati kalian. Kalian berhenti sajalah dahulu di sini. Aku hendak mengembalikan kambing-kambing itu kepada pemiliknya. Nanti aku akan segera kembali lagi kepada kalian.” Para pemuda itupun berhenti. Penggembala itu segera pergi untuk mengembalikan kambing-kambing gembalaannya. Tak lama kemudian ia datang lagi berjalan kaki, diikuti oleh seekor anjing.

Karena sang penggembala bersama anjing, pada pemuda berusaha mengusirnya, namun anjing itu tetap mengikutinya. Sampailah kepada sebuah gua dan mereka mendiaminya.

“Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?” (Al Kahfi:9)

(Dalam ayat ini sebagian ahli tafsir menerjamaahkan raqim nama anjing dan sebagian yang lain mengartikan batu bersurat)

“(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: ‘Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).’” (Al Kahfi:10 )

“Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu” (Al-Kahfi:16)

Bahkan keadaan gua itupun Allah kisahkan dengan jelas dalam Al-Kahfi, dari dalam gua akan terlihat mentari terbit condong ke sebelah kanan dan terbenan ke sebelah kiri mereka. Adapun mereka, para pemuda berada di tempat yang luas dalam gua itu. Karena kelelahan mereka istirahat di dalam gua itu, lalu menutup telinga mereka Allah bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri.

Menariknya adalah ketika mereka tidur, bagaimana tingkah ‘sepele’ yang dilakukan oleh seekor anjing yang bernama Qithmir di hadapan pintu gua yakni menjulurkan kedua kaki depannya.

“…sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka” (Al Kahfi:18)

Bahkan anjing yang kita anggap ‘hina’, karena ia berusaha melindungi para pemuda beriman dari kejaran raja yang zhalim itu Allah abadikan tingkah ‘sepele’ yang dilakukan Qithmir. So, kapan lagi kita terus meningkatkan iman kita kalau bukan saat ini?

Lalu Allah bangunkan mereka, maka mereka pun saling bertanya antara seberapa lama mereka tidur. Salah seorang diantara mereka berkata, “Kita berada (disini) sehari atau setengah hari”. Yang lain lagi berkata,”Tuhan kalian lebih mengetahui daripada kalian di sini”.

Karena mereka merasa lapar, maka salah seorang pemuda diantara mereka menggunakan pakaian milik sang penggembala membawa uang dirham ke kota untuk membeli makanan yang baik untuk mereka dengan merahasiakan perihal siapa dirinya. Namun ketika ia keluar dari gua, ia temui tulang belulang dari tunggangan mereka. Lebih terkejut lagi ketika ia sampai di kota keadaan yang begitu berbeda disbanding ketika ia meninggalkan kerajaan. Ketika ia membeli makanan sang penjual pun bingung terhadap pemuda itu karena uang yang pemuda itu bawa adalah uang jaman dahulu, ketika diperintah raja yang zhalim dan pada saat itu sudah berganti raja yang beriman. Ternyata tak hanya sehari mereka tidur selama di dalam gua, namun Allah menidurkan mereka selama 309 tahun.

“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).”(Al Kahfi:25)

Pada akhirnya ashhabul kahfi itu, menjadi pelajaran, betapa besarnya kekuasaan Allah. Allahu akbar.

***

“…

Disangka tidur hanya sehari

Rupanya tiga ratus sembilan tahun

Zaman bertukar beberapa kurun

Di bumi bersejarah urdu

 

Begitulah kuasa Ilahi

Kepada Ashhabul Kahfi

Tiada mustahil di dunia ini

Jika kita beriman dan bertaqwa

…”

Begitulah tim nasyid Raihan juga mengabadikan dalam albumnya. Semoga manfaat dan kita dapat mengambil ibrah dari kisahnya.

Muhammad Hasan Habib

Yogyakarta, 17 Februari 2015

Resume Kajian Membongkar Modus-Modus

8 Feb

Resume Kajian “Membongkar Modus-Modus Pemurtadan dan Penyesatan Ummat”
Sabtu, 7 Februari 2015
Ustadz Ir Muhammad Ikhsan
Masjid Kalimosodo Patangpuluhan

“Suatu serangan itu pasti dimulai dari pinggir, agar lebih mudah.” Beliau memulai kajian dengan kalimat ini untuk menganalogikan bahwa suatu pemurtadan atau penyesatan itu biasa terjadi dimulai dari orang yang berada di pinggir. Pinggir dalam hal keimanan; orang yang beribadah kepada Allah hanya di tepian.

Sudah sering terjadi kasus pada pemuda-pemudi Islam dan sampai saat ini masih saja terjadi. Kebanyakan laki-laki itu mencari pasangan yang penting cantik, sementara perempuan mencari pasangan yang penting mapan. Karena kecenderungan seperti ini, hanya memikirkan yang penting cantik atau yang penting mapan saja, menjadi sasaran empuk, tahu-tahu pemuda Islam menikah di gereja. Ini salah satu modusnya. Terjadi di sekitar kita.

Maka janganlah beribadah pada Allah di tepi, mudah menjadi objek/sasaran pemurtadan maupun penyesatan. Oleh karena itu, marilah berislam sampai tengah; menyeluruh. Itu yang dinamakan Islam kaaffah. Allah wasiatkan pada kita dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 208.

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaaffah/keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”

Jangan jadi orang Islam yang ingin enaknya saja. Sudah ingin enaknya saja, mutungan pula saat tidak sesuai dengan yang diinginkan. Orang Islam yang kayak gini ini menjadi sasaran empuk pemurtadan dan penyesatan. Berislam itu harus dalam keadaan suka maupun duka.

Islam kaaffah itu cirinya:

  1. Adanya pemahaman dan keyakinan bahwa Islam itu agama yang paling benar, paling baik, sempurna, dan paripurna. Firman Allah dalam Al-Quran surat Ali ‘Imran ayat 19; “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” Serta dikuatkan dalam surat yang sama ayat 85; “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”

Untuk menunjukkan bahwa Islam itu agama yang paling benar, paling baik, sempurna, dan paripurna itu rasah kakean mikir, kelihatan jelas di depan mata. Yaitu:

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Agama mana yang Tuhannya Esa/ Satu? Hanya Islam. Lainnya? Lebih dari satu.

  1. Tempat ibadah

Hanya masjid; tempat ibadah umat Islam-lah yang tidak ada patungnya. Tempat ibadah agama lainnya ada patung/berhala/arca di dalamnya.

  1. Kiblat

Satu-satunya agama yang punya kiblat dan kiblatnya hanya satu, hanyalah Islam.

Jadi, kalau kita bisa melihat hal yang jelas ini, bagaimana mau cari agama selain Islam?

  1. Dibawa sampai mati. “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar ketaqwaan. Dan janganlah sekali-kali mati, kecuali dalam keadaan Islam”

Perlu kita membentengi ummat ini dengan ta’lim; pendidikan. “Saat ini saya kira ada yang lebih mengancam daripada pemurtadan, yaitu paham pluralisme agama. Paham yang menganggam semua agama itu sama. Sama-sama mengantar ke surga, walau dengan cara yang berbeda.” Pluralisme jelas bertentangan dengan Al-Quran surat Ali ‘Imran ayat 19. Pluralisme agama menggerogoti umat Islam dengan sangat halus. Hal ini membahayakan aqidah umat Islam.

  1. Agama Islam ini ditinggikan atas agama lainnya. Agama Islam ini dimenangkan atas agama yang lain. Agama Islam ini bukan untuk disamakan dengan agama lainnya. Rasulullah Saw. diutus oleh Allah untuk memenangkan atas agama lainnya. Maka pluralisme itu jelas salah.

Kita umat Islam ini selain diserang pemurtadan dan penyesatan secara terang-terangan, terjadi juga serangan secara perlahan. Serangan perlahan ini terutama dalam sistem pemerintahan. Seolah-olah Islam itu tidak bisa mengatur pemerintahan. Seharusnya umat Islam itu melaksanakan hukum Islam, bukan hukum buatan manusia berdasarkan hak asasi manusia. Maka dari itu, kita seharusnya ikut menegakkan syariat Islam. Indikator tegaknya syariat Islam yaitu individu bertaqwa, adanya jamaah, dan adanya daulah/pemerintahan.

Tambahan: Banyak terjadi pemurtadan di daerah pelosok-pelosok. Inilah kelemahan kita. Kelemahan dakwah Islam itu sering tidak bisa menjangkau daerah pelosok karena keterbatasan mobilisasi. Kurangnya biaya untuk mobilisasi ngalor ngidul ke daerah pelosok tersebut. Sementara misionaris agama lain itu mobilisasinya dibiayai sepenuhnya.

 

Wallahua’lam. Demikian. Mohon maaf jika ada kesalahan.

Jika menginginkan isi kajian secara lengkap, silakan download rekaman audionya di sini

Atau ingin download kajian lainnya di sini

Bisa Baca Judul Ini?

6 Feb

“Kereta terus berjalan membawa seribu kisah hidup para penumpangnya. Ada yang bahagia, ada yang sedang berduka. Ada yang dadanya dipenuhi kemantapan, dan ada yang hanya berisi kebimbangan.

Kereta terus berjalan, tak peduli apa yang sedang terjadi dalam jiwa para penumpangnya. Kereta hanya mengantarkan sampai pada stasiun tujuan. Perjalanan selanjutnya?

Para penumpangnyalah yang memutuskan.”

Habiburrahman El-Shirazy, “Bumi Cinta.”

***

Judul tulisan ini adalah suatu pertanyaan yang amat mudah. Namun, benarkah kita telah merenungi, memasuki, menghayati jawabnya? Telah banyak hitungan tahun, bulan, apalagi hari yang telah kita lalui. Dengan banyaknya kisah hidup yang kita alami, ribuan wajah yang telah kita “kenali,” hingga milyaran partikel yang pernah menempel di tubuh ini, alangkah menakjubkan kenyataan bahwa kita seringkali hilang arah dan tujuan. Kehilangan makna kehidupan. Menyerah kalah oleh kegelapan masa depan. Sungguh menakjubkan.

Kamu bisa baca judul ini? Itu berarti Allah telah mengaruniakan kehidupan dalam dirimu. Nyawa yang ditiupkan-Nya, nafas yang setiap saat menemani langkah, detak jantung yang tak pernah lelah, darah yang tak jemu-jemunya mengalir, menebar energi di setiap sudut tubuh dan raga. Itupun masih bermacam jenisnya, sel darah merah, sel darah putih, plasma, hingga trombositnya. Berabad-abad manusia mencari cara untuk mencipta kehidupan, namun berakhir dengan kegagalan. Sudah begitupun, ada saja manusia sombong yang berkata: “Gagarin terbang ke angkasa, namun tak menemukan tuhan di langit sana!” sebakda pilotnya mengorbit bumi dengan pesawat vostok milik soviet.

Dirimu bisa membaca judul ini? Itu berarti Allah telah menciptakan langit, bumi dan yang ada di antara keduanya. Dia telah menumbuhkan pepohonan, tumbuh-tumbuhan dan binatang. Dia telah menurunkan hujan, dan airnya yang segar dan tawar. Dia yang telah mencipta gunung-gunung yang menjaga agar tanah tetap di tempatnya. Dengan kesemuanyalah manusia bisa hidup, dan di antara manusia, hanya yang hidup saja yang bisa membaca.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah nyatakan dengan tegas, tanpa cela di surat Al-Waaqi’ah. Ayat 63-74:

Maka Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya? Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan Dia hancur dan kering, Maka jadilah kamu heran dan tercengang (sambil berkata): “Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian”, “Bahkan kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil apa-apa. ”

Maka Terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, Maka Mengapakah kamu tidak bersyukur?

Maka Terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan menggosok-gosokkan kayu). Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya? Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar.”

(al-Waaqi’ah: 63-74)

Sudah begitu saja, banyak manusia besar kepala, merasa tahu segalanya. Muncul di hadapan dunia dengan kata-kata “Dunia ini hanya tercipta oleh kebetulan. Tidak lebih!” Memangnya kalau tiba-tiba semesta alam diperintah Allah untuk memusuhi kita, kita bisa apa? Gambaran-gambaran mengerikan tentang hari kiamat yang Allah firmankan dalam al-Quran harus jadi pengingat buat kita. Hari itu, saat manusia bertanya “Ke mana kita harus lari?” Saat itu, tak ada tempat lari. Hanya Allah tempat kembali. Ah, betapa sombongnya kita, meremehkan kewajiban dan dosa-dosa.

Engkau bisa membaca judul ini? Itu berarti Allah telah menganugerahkan mata padamu, tuk menangkap berkas-berkas cahaya dan bayangannya, atau dengan kata lain energy elektro magnetis, yang diukur dengan satuan nanometer (seper semilyar meter). Dari variasi panjang gelombang yang amat banyak, mata manusia sensitive terhadap gelombang dengan panjang sekitar 400 nm (biru-ungu) hingga 700 nm (merah). Kita sudah hafal range warna yang bisa kita lihat: mejikuhibiniu. Coba kalau mata kita bisa melihat gelombang radio, atau TV, betapa kita pasti terganggu. Namun, Allah menentukan gelombang cahaya yang bisa kita lihat dengan begitu sempurna! Sudah begitu saja, kita masih sering melihat yang diharamkannya. Sambil berkata dalam hati: Ah, kan Cuma lihat. Masak dikit aja gak boleh?

Panjenengan saget maos judul tulisan menika? Itu berarti mata yang Allah anugerahkan pada njenengan masih berfungsi dengan amat baik. Nah, menawi kula bilang “mata” itu berarti ya mata dan seisinya. Dari sejak lapisan kornea, lapisan pelindung transparan yang ada di bagian depan bola mata. Kornea ini dasarnya terbuat dari jaringan yang sama dengan yang ada di kulit. Namun masya Allah, bisa menjadi suatu lapisan yang amat bening. Bahkan kita hanya bisa melihat kornea dari pantulan cahaya di permukaannya. Selain itu kornea juga menyumbangkan kemampuan memfokuskan cahaya karena bentuknya yang sangat baik untuk menjatuhkan banyak bayangan di tempat yang sama. Kalau mripat njenengan nggak berkabut, berarti lapisan belakang kornea yang berfungsi mengeluarkan cairan juga berfungsi.

Sampeyan bisa baca judul ini? Itu berarti Iris yang membuat mata kita begitu indahnya itu pun tidak menghalangi fungsi otot siliaris yang menempel padanya. Nah, otot ini yang membuat lensa mata bisa berubah bentuknya. Kalau otot siliaris ini fungsinya berkurang, kemampuan lensa untuk memfokuskan cahaya juga berkurang, setahu saya ini salah satu sebab mata kita bisa minus atau plus. Lha, kalau masih bisa baca judul ini tanpa kaca mata, berarti sampeyan tidak terkena hyperopia. Alhamdulillah, berarti sampeyan nggak perlu repot-repot pakai kacamata kalau mau membaca. Nah, pertanyaannya nikmat ini sudah kita manfaatkan untuk banyak membaca buku yang bermanfaat belum?

Ente bisa baca judul ini? Berarti retina anda tidak bermasalah. Di dalamnya, seperti normalnya manusia biasa, terdapat susunan sel-sel berlapis. Dari ganglion cell, bipolar cell, hingga photoreceptor yang menerima rangsang cahaya. Nah, pada photoreceptors terdapat dua jenis sel reseptor yang berbeda fungsi, bentuk, dan konsentrasinya. Jenis reseptor pertama, adalah sel batang (rods), yang diestimasi berjumlah sekitar 120 Juta sel di retina mata. Sel batang ini sensitif pada cahaya, bahkan pada cahaya yang redup sekalipun, tetapi tidak dapat menerima atau membaca warna. Jenis sel kedua, adalah sel kerucut (cones), yang diestimasi berjumlah 6 juta sel. Sel kerucut ini tidak begitu sensitif pada cahaya redup, namun amat sensitif pada warna, dan detilnya.

Ente tahu? Posisi kedua sel ini tidak waton sembarangan teracak, namun, tertata dengan hikmah yang luar biasa. Sel batang yang sensitifnya pada cahaya redup ini tersebar di seluruh retina kecuali bagian di tengah-tengah retina yang bernama fovea. Semakin menjauh dari bagian tengah, sel batang semakin banyak. Sebaliknya sel kerucut yang bagus buat melihat detil dan warna terkonsentrasi di fovea, dan semakin menjauh dari tengah, semakin sedikit jumlahnya. Hikmahnya apa? Kita bisa melihat detil yang baik ketika kita memfokuskan penglihatan pada suatu titik tertentu. Coba bayangkan kalau titik fokus detil bernama fovea ini tidak berpusat di tengah, tapi tersebar acak di mata, gimana kite-kite ini mau fokus? Nah, pada saat yang sama kita bisa mengetahui perubahan cahaya meski sedikit saja di pinggir mata kita, jadi kalau ada suatu gerak bayangan yang seliwer di titik tidak fokus kita, kita bisa tahu. Lha, kita kan jadi lebih peka. Kalau nggak gitu bisa-bisa ada ancaman bahaya yang mendekat namun kita nggak sadar.

“Kenapa nggak cones semua aja bang, biar kite-kite bisa lihat lebih detil dan berwarna?” Bro, merpati itu cuman punya sel cones aja di matanya, dan itu membikin mereka dapat melihat di siang hari dengan sangat baik dan begitu berwarna. Tapi, kalau malam tiba, penglihatan mereka jadi sangat tidak sensitif, alias hampir buta, soalnya minim sel batang (rods)!

“Oo gitu, lha kalau rods aja, biar peka cahaya dalam kegelapan?” yee, emangnya situ cuman hidup di malam hari? Hewan-hewan nokturnal kayak guwek (baca: Owl/burung hantu) itu Cuma punya rods, makanya kalo malem peka banget sama gerakan mangsanya, ada tikus yang sliwer gitu mereka bisa tahu! Tapi penglihatannya jadi nggak berwarna.

(EKSPERIMEN) Nah, Ini bisa dicoba lho, gini, coba minta temenmu untuk melihat lurus ke depan, dilarang melirik. Nah, coba kamu pegang suatu bolpoin berwarna yang temanmu tidak diberi tahu sebelumnya warnanya. Buat supaya temanmu bisa melihat dengan bagian pinggir matanya (Kalau pas GVT -ospek SMA- dulu istilahnya mata-ayam). Suruh dia sebut warna bolpen yang dia lihat. Kemungkinan salahnya akan cukup besar, soalnya di mata bagian samping itu cuma ada sel rods yang gak peka sama warna.

Gimana? padahal kita ini hidup di siang maupun malam. Butuh lihat cahaya redup maupun warna. Luar biasa kan Allah mencipta komposisi sel di retina kita?

Antum bisa baca tulisan ini? Berarti, informasi yang telah diterima oleh sel-sel reseptor di retina yang ratusan juta jumlahnya itu berhasil dikirmkan dengan selamat ke otak antum. Jadi, berdasarkan penelitian ilmiah, retina itu urutannya dari depan begini akh: Serat-serat syaraf optik > Sel Ganglion > Sel bipolar > reseptor (rods & cones). Nah, hasil penerimaan cahaya dari rods & cones itu dikirim melewati sel bipolar yang memerantarai sel reseptor dengan sel ganglion.

Akson (semacam kabel penghubung informasi syaraf dalam sel saraf) dari sel ganglion menyatu menjadi gabungan kabel besar yang melewati satu jalur untuk menyalurkan seluruh informasi sensoris ini ke otak. Hal inilah yang membuat mata kita memiliki blind spot. Coba saja cari di google eye blind spot test. Antum bisa coba buktikan sendiri kalau mata kita ada blind spot nya. Tapi nyatanya kalau nggak ada penemuan ini kita nggak sadar ‘khan? Artinya kita tidak rugi gegara blind spot yang kecil itu. Lagipula otak kita bisa mengisi kekosongan yang ada sebab blind spot itu kalau yang kita lihat mempunyai pola tertentu.

Padahal akh, itu saluran serat kabel saraf optik membawa milyaran informasi sensoris. Buanyak buanget hal yang kita lihat dalam satu saat. Hanya saja, kita dianugerahi kemampuan untuk memilih, mau memperhatikan atau tidak? Coba Anda hitung berapa informasi visual yang diterima oleh otak anda saat ini, selama tiga detik saja. Nggak kuat deh ngitung, saking banyaknya. Akhirnya yang berhasil kita proses hanya beberapa informasi yang kita perhatikan. (coba deh cari inattentional blindness di google, ada eksperimen serunya lho).

Nah, akh, ada hikmah yang luar biasa lho, dari penataan formasi hubungan sel rods & cones dengan sel bipolar yang memerantarainya dengan sel ganglion. Jadi, karena jumlah yang perbandingannya amat berbeda antara sel rods dengan sel cones, maka setiap sel bipolar bisa tersambung dengan banyak sel rods. Hal ini menyebabkan informasi yang masuk dari rods bisa sangat integratif dan saling melengkapi. Artinya, kepekaan bertambah. (EKSPERIMEN) > Coba Antum keluar di malam hari yang banyak bintangnya, insyaAllah kita bisa lebih peka melihat cahaya bintang yang redup dengan bagian samping mata daripada apabila cahaya jatuh di fovea.

Lha, kalau yang cones itu (terutama di fovea) itu tersambung pada bipolar cells secara privat, (bukan les lho ya), artinya satu bipolar cell ya untuk satu sel kerucut. Hal ini menghasilkan ketajaman penglihatan yang baik, kalau bayangan jatuh di bagian fovea yang penuh dengan sel kerucut itu.

Nah, Banyak sekali khan nikmat yang Allah berikan hanya dengan kenyataan bahwa kita bisa mbaca judul tulisan ini? Ah, tentu masih banyak lagi nikmat yang belum tersingkap dalam tulisan ini, sebab ilmu manusia (terutama yang nulis) belum sampai ke sana. Dan lagi, tulisan yang berhubungan dengan proses melihat ini disandarkan pada hasil-hasil penelitian yang telah dikumpulkan dan dijelaskan dengan amat simpel dan mudah dipahami oleh Pak Passer dan Pak Smith dalam buku beliau “Psychology: Science of Mind and Behavior (2009). Lha yang namanya science itu tentu tidak lepas dari kesalahan. Lha wong Karl Popper saja bilang “science often errs, and pseudosciences may stumble upon the truth.” Tetapi, setidaknya kita mengambil beberapa sebagai keinsyafan kita akan begitu rumitnya mata dan prosesnya untuk melihat, padahal kita tinggal “taken for granted.” atau bahasanya yang lebih familiar “garek nganggo!” Fa bi ayyi aalaa i rabbikumaa tukadzziban. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (kalau ini dari Al-Qur’an yang tiada keraguan di dalamnya.)

***

Ada suatu kisah nan jenaka, anggitannya mbah Dipo, yang diceritakan dengan jenaka pula. Nah, karena bukunya (Republik Genthonesia) sudah missing in action, atau dengan kata yang lebih internasional ketlingsut, jadi saya akan menceritakannya dengan ingatan dan gaya bahasa saya sendiri yang jelas kalah keren dengan mbah Dipo. Oiya ini saya modifikasi ya, di buku beliau ceritanya tentang dunia per-dengkul (lutut)-an. Nah, karena kita lagi ngomongin mata, jadi saya alihkan ke mata.

Alkisah, suatu hari seorang lelaki yang kurang mampu simbah lihat terus mengeluh di angkringan. “Wis jan ngeneki cenan dadi wong cilik. Urip ra kepenak, neng ndi-ndi ra kajen,” terus kang Joko, pemilik angkringan bilang, “Ha mbok gawe usaha kang,” lalu, orang itu berkata: “Gawe usaha pie kang, aku ra duwe opo-opo ki lho..” Simbah hanya diam sambil mengelus dada. “Ah, kok ngene iki to coro mikir cah enom jaman saiki (kok kayak gini sih cara mikir pemuda jaman sekarang)” Katanya dalam hati.

Beberapa hari kemudian simbah semakin rajin ke angkringan, soalnya bisa mendengar banyak pemikiran rakyat jelata, dengan gaya bicara yang sederhana. Tampak si laki-laki kurang mampu itu kok ya selalu ada, di sana saja sambil udud-udud dan ngobrol di angkringan melulu. “Po yo ra nduwe gaweyan?” pikir simbah. (kalau simbah sih sedang cuti jadi bisa mampir tiap hari ke angkringan :P.)

Akhirnya simbah memberanikan ngobrol dengan si pemuda.

“Le, kok sak mbendino kur kaya bakul semongko, glundang-glundung. (Nak, kok tiap hari cuma kayak penjual semangka, glundang-glundung -maksudnya nganggur nggak jelas-)

“Ha pie mbah, golek gawean yo ra ono sing nompo.. alah ngene ki we nyatane yo iso madang kok, yo ra jok?” (Lha gimana mbah, cari kerjaan ya gak ada yang nerima. Halah gini aja ya bisa makan kok, ya nggak jok?)

Kang Joko cuma tersenyum kecut.

“Walah le, mbok nggae usaha opo ngono, ra mesakke wong tuwamu o? wis gede ngene isih njalukan. Kui wae duite mah mok nggo udud.” (Walah nak, mbok bikin usaha apa gitu. Nggak kasihan orang tuamu? udah besar gini masih menengadahkan tangan pada mereka. Gitu aja uangnya malah kau pakai merokok)

“Ha pie to mbah, rak yo karepku to, urip yo uripku dewe og.” (Lha gimana to mbah, kan terserah gue. hidup hidup gue sendiri kok.)

“Ha yo karepmu, tur yo pikiren, sok nek wong tuwamu wis sepuh, wis ora iso nanggung kowe, kowe meh piye?” (Lha iya emang terserah situ, tapi pikirin deh, besok kalau orang tuamu udah tua, udah gak mampu nanggung kamu, kamu mau gimana?)

“Ha yo sing sesuk dipikir sesuk mbah.” (Ha ya yang besok-besok dipikir besok mbah)

“Yo kui sing marakke indonesia ra maju-maju! Kowe ki kudune sebagai pemuda kudune memberi kontribusi sing apik.” (Nah, itu yang bikin indonesia gak maju-maju.. Kamu sebagai pemuda harusnya memberi kontribusi yang baik!)

“Lhah piye to mbah, aku ki ra duwe duit, nek meh usaha ki modal opooooh?” (Lha gimana sih mbah, aku tuh gak punya fulus, kalau mau usaha modal apaaaaaaan?)

“Ngene le, cobo matamu kui tok dol neng pasar gelap, lak ono sing tuku atusan yuto opo malah milyaran. Gelem rak?” (Gini nak, coba matamu itu kamu jual di black market, bakal ada yang beli ratusan juta, atau malah miliaran!)

“Wah yo gah mbah, mosok dadi manusia tak bermripat, Yo raiso ndeleng aku njuran! Rumangsane!!” (Wah ya gak mau mbah, masak jadi manusia tak bermata? ya gak bisa lihat aku nanti!! Kayak apa aja!!)

“Lha yo kui, asline kowe ki wes duwe modal sing luarang banget jenenge mripat. Ha kok kowe gur mengeluh wae. Nek ra gelem mensyukuri mripatmu yo wes didol wae!” (Lha ya itu, sebetulnya kamu itu dah punya modal yang muahal banget, namanya mata. Lha kok kamu cuman ngeluh aje, kalo gak mau mensyukuri matamu itu ya udah jual aja!)

Sang pemuda terdiam, sepertinya kata-kata simbah cukup menelusup ke hati pemuda itu. Ah, semoga hidayah Allah datang pada pemuda itu, dan jutaan pemuda sepertinya di bumi nusantara ini. Simbah tahu, perjalanan pemuda itu untuk menuju hidayah masih jauh, masih butuh perjuangan. Namun dalam hatinya ia menyimpan harap.

***

Nah, kalau kita dah tau begitu hebatnya karunia Allah yang bernama mata itu, tugas kita sekarang adalah bersyukur. Gimana caranya? apa cukup bilang ‘Alhamdulillah?’ Nah, di buku “Tazkiyatun Nafs,” yang merupakan kumpulan wejangan ulama-ulama terdahulu dalam pensucian jiwa, ada satu bab khusus yang membincang masalah syukur. Di bawah ini saya cuplikkan beberapa bagian yang amat perlu kita renungkan:

Syukur adalah memuji sang pemberi nikmat atas kebaikan yang telah ia kuasakan kepadamu. Syukur seorang hamba terdiri dari tiga rukun -dan ketiganya mesti ada. Yaitu: 1). Secara batin mengakui nikmat, 2). Secara lahir membicarakannya, 3). Menjadikannya sarana untuk taat kepada Allah ‘azza wa jalla. Jadi, syukur itu berkait dengan hati, lisan, dan anggota badan kita sekaligus. Hati untuk ma’rifah dan mahabbah. Lisan untuk memuji. Anggota badan untuk menggunakannya dalam menaati Allah dan mencegah dari bermaksiat pada-Nya. Kalau diringkas, keutamaan bersyukur di antaranya:

  1. Dihindarkan oleh Allah dari adzab-Nya.

“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? dan            Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha mengetahui.” (An-Nisa’: 147)

  1. Termasuk di antara orang-orang yang berhak atas karunianya.

Dan Demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang Kaya itu) berkata: “Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?” (Allah berfirman): “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?” (Al-An’am: 53)

  1. Ada manusia yang bersyukur, ada yang kufur. Allah cinta yang penuh syukur, namun memurkai yang kufur.

“Sungguh telah Kami tunjukkan kepadanya jalan itu. Ada kalanya ia bersyukur, dan ada kalanya ia kufur.” (Al Insan: 3)

  1. Allah menambah nikmat-Nya bagi yang bersyukur, Tanpa batas, sesuai kehendak-Nya.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Ibrahim: 7)

Begitulah, amat indah dan butuhnya kita akan rasa syukur dan segala pengejawantahannya dalam kehidupan di dunia. Namun, meski kita sudah tahu bahwa nikmat-Nya tak terhingga, janji-Nya tak terlupa, dan balasan-Nya tiada duanya, kita seringkali terlena dari jalan taqwa.

Maka, kita mesti banyak mengingat wasiat dan contoh yang telah diperbuat, oleh Nabi Muhammad SAW, Teladan tak tergantikan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, bahwa Nabi bangun malam (qiyaamullail) hingga pecah-pecah kedua telapak kaki beliau. Maka ditanyalah beliau, “Engkau melakukan semua ini, padahal Allah telah mengampuni semua dosamu baik yang sudah maupun yang akan berlalu?” Beliau menjawab, “Tidak pantaskah aku menjadi hamba yang pandai bersyukur?

Suatu hari beliau pun memesankan pada Mu’adz: “Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu. Maka di setiap penghujung shalat, janganlah kamu lupa membaca Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik “Ya Allah, tolonglah aku agar selalu ingat padaMu, mensyukuriMu, dan beribadah dengan baik kepadamu…”

Tabi’in yang amat dikenal, bahkan digelari khulafaur Rasyidin yang kelima, ‘Umar bin Abdul ‘Aziz memesankan, “Ikatlah Nikmat-nikmat Allah dengan bersyukur kepada-Nya.”

Ceritakanlah nikmat-nikmat Allah pada saudar-saudaramu sebagai bentuk syukur pada-Nya, Allah berfirman,

“Dan adapun tentang nikmat RabbMu, maka ceritakanlah!” (Ad-Dhuha: 11)

Hasan Al-Bashri memperjelas, “Perbanyaklah menyebut nikmat-nikmat Allah, sesungguhnya itu adalah kesyukuran.”

Dan kedua mata kita, apakah kesyukuran utamanya?

“Jika kamu melihat kebaikan sebarkanlah, dan jika kamu melihat keburukan, tutupilah!” Kata Abu Hazim, saat ditanya.

***

Sebagai penutup renungan ini, kita perlu mengingat satu hal. Mengapa mereka, para ahli biologi dan psikologi yang menemukan begitu banyak keajaiban dalam karunia Allah pada manusia, tidak beriman? Begitulah, pada akhirnya hidayah adalah hak Allah untuk diberikan pada siapapun yang Dia kehendaki. Maka kita mesti berusaha tuk meraih ridha-Nya.

Tanpa iman, keajaiban seagung apapun hanya akan lewat bagaikan angin lalu. Ingat kisah Bani Israil dan Musa AS? Begitulah. Sayyid Quthb punya perkataan yang indah tentang hal ini,

“Itulah yang diperbuat keimanan, membuka mata dan hati. Menumbuhkan kepekaan, menyirai kejelitaan, keserasian dan kesempurnaan. Iman adalah persepsi baru terhadap alam, apresiasi baru terhadap keindahan, dan kehidupan di muka bumi, di atas pentas ciptaan Allah, sepanjang malam dan siang.”

Akhirnya, waktu yang membawa kita terus melaju dalam hidup ini, layaknya kereta. Kita penumpangnya. Seperti quote kang Abik di depan tulisan ini, Kereta tak peduli dengan kisah hidup penumpangnya. Engkau sedih, atau bahagia, waktu terus berjalan saja. Jarum jam yang tidak rusak takkan berhenti bergerak. Semua itu tergantung kehendak-Nya.

Ya, waktu takkan peduli. Takkan menunggu. Ia hanya kan mengantarkan diri ke stasiun terakhir hidup di dunia ini: MATI. Perjalanan selanjutnya? Terserah kamu, mau peduli atau tidak. Yang pasti kesempatan ini hanya datang sekali.

***

           “Pagi ini kami diberi nikmat oleh Allah yang tiada terhingga, padahal kami telah banyak bermaksiat pada-Nya. Kami tidak tahu terhadap yang mana kami harus bersyukur; terhadap keindahan yang dimudahkan, ataukah terhadap dosa-dosa yang tertutupkan.”

Tulis beberapa ulama’

Ditulis oleh: Haidar Muhammad
Dimuat juga di: Transmisikan.blogspot.com

Seni Menata Hati – Resume Kajian2Pekanan

11 Jan

Alhamdulillah, Sabtu tadi malam terlaksana Kajian 2 Pekanan perdana di tahun 2015. Kajian bertema “Seni Menata Hati; Cerdas Mengelola Hati, Raih Kebahagiaan Hakiki” dengan pembicara Ustadz Syatori Abdurrauf. Ini nih poster kajiannya -yang kemaren belum sempet diunggah di sini-:

poster K2P - Seni Menata Hati jpgBersyukur sekali kajian ini dipadati hadirin, hingga ruang utama, serambi utara, timur, maupun selatan penuh. Kajian dimulai pukul 20.08 WIB dan berakhir pada pukul 21.55 WIB, kemudian makan -sego macan- bersama.

Seperti ujar Imam Asy-Syafi’i rahimahullah,”Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.” Maka kami mencoba untuk membuat resume materi kajian yang disampaikan oleh Ustadz Syatori tadi malam. Agar lebih banyak orang mendapatkan ilmu dan hikmahnya.

Berikut materi yang disampaikan Ustadz Syatori yang berhasil menohok dan mencabik hati para hadirin, sehingga membuat berucap,”Ahh, surga masih jauh..”

Seni Menata Hati; Cerdas Mengelola Hati, Raih Kebahagian Hakiki
Ustadz Syatori Abdurrauf
Sabtu 10 Januari 2015
Kajian 2 Pekanan FSRMY
di Masjid Jogokariyan

Hidup berarti mengarungi kehidupan dengan tujuan akhir surga.

Bahagia hakiki itu yang bagaimana? Apakah punya uang banyak itu bahagia? Apakah bagi wanita, kecantikan itu bahagia? Padahal, kira-kira karena kecantikan itu, banyak yang masuk surga atau neraka? Apakah orang yang begitu suka tilawah Al-Quran, setiap selesai satu lembar merasa nikmat, lalu tambah lagi, itu bahagia? Ya, itu salah satu bahagia hakiki.

Setiap langkah kita yang merindu dan menuju surga itulah bahagia hakiki.

Ada tiga (3) langkah menuju surga:

1. Menemukan jalannya

2. Menjalani jalannya

3. Menikmati jalannya

Menemukan jalan menuju surga dengan akal (‘aqlun), menjalani jalan menuju surga dengan hati (qalbun), dan menikmati jalan menuju surga dengan jiwa (nafsun). Ketiga hal tersebut -akal, hati, jiwa- telah Allah fasilitasi pada diri kita, tinggal mau digunakan atau tidak.

Manusia punya akal, tetapi tidak dipakai dengan baik itu pasti karena kurangnya ilmu. Manusia punya hati, tetapi tidak dipakai itu karena banyaknya dosa. Manusia punya jiwa, tetapi tidak dipakai karena (terlalu) cinta dunia.

Tugas kita adalah menjadikan akal yang mustaqim, agar dapat menemukan jalan yang benar. Menjadikan hati yang selamat (qalbun salimun), agar dapat menjalani dengan baik. Menjadikan jiwa yang muthmainnah, agar dapat menikmati dengan mulia.

Benar – Baik – Mulia; Agar bisa sampai ke surga membutuhkan ketiga hal ini.

Benar maksudnya adalah sesuai dengan hukum Allah. Agar tahu hukum Allah diperlukan ‘ilmu Allah. Mengetahui arah dan paham rambunya; mempelajari Al-Quran dan As-Sunnah. Perlu dipahami bahwa rambu ada dua macam, yaitu hissiy dan ma’nawiy. Hissiy adalah rambu yang bisa dipahami secara inderawi, sementara ma’nawiy adalah rambu yang perlu pengertian dan pemaknaan dalam pelaksanaannya.

Baik yaitu bermanfaat bagi orang banyak. Diperlukan tazkiyah; terus-menerus taubat dan melakukan perbaikan agar memahami kehendak Allah.

Sementara mulia adalah ikhlas semata karena akhirat, karena Allah. Diperlukan Ar-Riyadhah; prihatin dalam urusan dunia, tetapi tidak dalam urusan akhirat.

Terakhir, kata-kata Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah perlu kita renungi dan amalkan,”Menjadikan dunia sebagai sarana untuk merengkuh kemuliaan akhirat.”

Wallahu a’lam.

Maafkan jika resume ini masih jauh dari ilmu yang seharusnya dapat diikat. Semoga bermanfaat.

Silakan download rekaman audio-nya; klik ini atau klik ini

atau download kajian lainnya

Masjid-Masjid, Men! #1

2 Dec

Masjid-Masjid, Men! berkisah secara sekilas mengenai masjid-masjid yang digunakan untuk kegiatan FSRMY atau masjid yang menarik untuk diinformasikan.

oleh : @luthfanjundi

Alhamdulillah wa syukurilah.

Kali ini saya akan berbicara mengenai  beberapa waktu lalu saya survey masjid untuk digunakan sebagai tempat kajian FSRMY.

Setelah Sabtu lalu Kajian 2 Pekanan FSRMY dengan tema “Kemanapun Perginya Mampirnya di Masjid Aja” berlangsung di Masjid Wiwarajati Kecamatan Kraton, kajian berikutnya 2 pekan lagi di Kecamatan Kraton juga nih, yaitu di Masjid Condrokiranan. ya itungannya gak jauh dari Masjid Wiwarajati sih.

Masjid Condrokiranan ini belum pernah dipakai sebagai tempat Kajian 2 Pekanan FSRMY. Maka dari itu, kami memutuskan untuk survei dan mengambil gambar (memotret) masjidnya dari berbagai sudut untuk diinformasikan ke teman-teman yang sebelumnya belum tahu. Juga sebagai salah satu sarana publikasi kajian.

Waktu itu di pagi yang cerah, saya memilih untuk ngeluarin sepeda dan menggenjotnya (gowes) agar perjalanan terasa lebih nikmat dan bisa melihat pemandangan selama perjalanan dengan lebih detail.  Cus sekitar jam 5.30 berangkat dari rumah. Sebenernya udah ngajak teman buat ikut, tapi habis shubuh sms kalo sepedanya bocor. Sendiri deh. Well, tak apalah sendiri, tetep pancal!

Setelah melakukan genjotan selama ratusan kali akhirnya sampai juga di lokasi yang dituju, Masjid Condrokiranan. Ini dia penampakan masjidnya;

20131126_055312

Di mana lokasi Masjid Condrokiranan? Oke akan saya tunjukin jalannya menuju ke sana.

Tempat terdekat dari Condrokiranan yang cukup dikenal warga Jogja adalah Plengkung Wijilan. Okelah saya tunjukin mulai dari situ. Kalau belum tahu wujudnya, ini nih foto plengkung wijilan;

Sudah inget kan? Nah, dari plengkung wijilan ini ke selatan. Setelah melewati plengkung ini Anda akan mendapati banyak kedai gudeg di kanan-kiri jalan. Ini nih kedai-kedainya;

2013-11-26 06.01.28

Yak Anda akan melihat pemandangan gudeg seperti ini. Jangan kelamaan di sini ya, bisa lapar nanti. Sebelum lapar menghinggap, terus jalan aja sampai ada gang ber-paving block (konblok) di kanan (barat) jalan. Ada plang bertuliskan “Masjid Condrokiranan,” kayak gini nih;

20131126_060015

Kalo udah ngelihat gang ini jangan ragu, langsung belok aja masuk gangnya. Masuk gang mentok akan ada pelataran yang cukup luas. Nah, masuk aja di pelataran itu. Eits, sebelum masuk dicek dulu di depan pelataran ada papan nama kayak gini nih;

2013-11-26 05.57.47

Nah kalo udah bener, langsung masuk aja ke pelataran, ada masjid di sisi barat.

20131126_055435

Sampailah di Masjid Condrokiranan. Jadi masjid ini ada di dalam kompleks museum Sonobudoyo unit 2.

Begitu sampai di Masjid langsung memarkir sepeda dan mencoba masuk ke ruang utama masjid ini. Namun, sangat disayangkan pintunya dikunci oleh pengurus masjid, jadi gak bisa masuk. Padahal aku kan gak berniat nyuri karpet dan mikrofon *ceritanya nyindir*, cuma pengen ambil foto (motret) setiap sudut di dalam masjid. Oke, tak apalah, masih bisa ambil gambar (motret) objek di serambi masjid.

20131126_05481620131126_05504920131126_055532

Inilah spot-spot yang ada di Masjid Condrokiranan, walau hanya serambinya. Tiang hijau dengan sedikit ukiran itu yang bikin serambi masjid ini tampak elok.

Insya Allah pelaksanaan Kajian 2 Pekanan FSRMY di Masjid Condrokiranan ini pada Sabtu 7 Desember 2013 pukul 20.00 – 22.00 WIB dengan pembicara Kang Akmal Sjafril (@malakmalakmal), aktivis #IndonesiaTanpaJIL asal Bandung yang sedang berkesempatan ke Jogja. Beliau akan berbicara mengenai Pemuda, Masjid, dan Liberalisme. Ayo hadir dan jangan lupa ajak teman!

ini posternya!

liberal-1

Sekian dan demikian edisi 1 Masjid-Masjid, Men! ini, sampai jumpa di edisi 2 Masjid-Masjid, Men! Tentunya dengan masjid dan suasana yang berbeda.

Petualangan Baksos Qurban FSRMY 1433H

29 Oct

Sahabat Masjid Jogja- Alhamdulillah kemarin Sabtu dan Ahad 27-28 Oktober 2012 teman-teman remaja masjid yang tergabung dalam FSRMY baru saja meggelar Baksos Qurban di Plampang 3, Kalirejo, Kokap, Kulon Progo .

Pemberangkatan dimulai dari rumah mas Boddi di kawasan masjid Darussalam dengan dua armada mobil satu pick up dan beberapa motor.

Misi yang dibawa sahabat masjid kali ini adalah  mendistribusikan 2 Sapi dan 7 domba, ada juga baksos sembako yang isinya dari beras, minyak, teh, kopi, gula, mie goreng, mie rebus . Ada juga baksos pakaian layak pakai, layanan kesehatan gratis, out bond TPA dan pengajian Akbar .

Ane  baru pertama kali ikut baksos bersama FSRMY belum lama gabung di forum ini teryata asyik juga orang-orangnya gokil-gokil wkwkwk, tapi tetep cerdas dan alim, ketahuan aslinya kalo pas ada event bareng gini.

Petualangan Pertama dimulai waktu pemberangkatan. Wow Alhamdulillah jalannya sangat menakjubkan naik turun gunung dan agak rusak jalannya, pas sampai atas em Alhamdulillah  ada tantangan salah satu mobil yang kami naiki tiba-tiba terhenti  karena jalannya yang berpasir dan berbatu tapi dengan bantuan kerjasama dari temen2 mobil berhasil lolos dari tantangan pertama.

Lanjut petualangan kedua eh ternyata jalan baru diperbaiki akhirnya kita menunggu dulu agar stom alat berat bisa dipindahkan  padahal waktu itu udah siang banget sedang out bond TPA harus segera dimulai. Ha ha ha pokoknya tetap optimis bisa ke lokasi.

Alhamdulillah eh stomnya bisa dipindahkan tapi tantangan lagi buat mobil naik sangat sulit akhirnya para penumpang turun dibantu warga mendorong mobil yang keselip diantara batu dan pasir proyek,  Alhamdulillah berhasil-berhasil hore Man jada wajadda.

Seakan ketegangan langsung hilang waktu disambut oleh warga dan adek2 TPA dengan antusias dan senang gembira, Ane seakan ngerasain dah jadi keluarga saudara sama mereka. Mobil harus parkir di atas dan untuk mencapai lokasi PAUD binaan CDP (corps dakwah pedesaan ) kita harus turun lagi jalan kaki atau pakai motor. Dengan dibantu warga kita menggotong sembako dan perlengkapan menuju lokasi, pokoknya lokasnya asyik naik turun naik turun naik. Hehehe sampi terngiang-ngiang terus.

Selesai meletakkan perlengkapan kita langsung menuju masjid yang lokasinya juga lumayan hebat jalan kaki naik turun bukit kayak ninja hatori, sampai di masjid sholat dulu lanjut outbond . Ada 5 permainan di outbond kali ini dan dirancang spesial buat adek2 TPA , merasakan kembali menjadi anak2 bermain, belajar bersama banyak hikmah yang diraih sembari refreshing dari rutinitas sehari-hari.

Sampai maghrib lanjut kita sholat maghrib berjamaah dan ngaji sebentar menunggu sholat isya sekalian , kembali ke basecamp akhirnya kita bisa makan malam. Alhamdulillah dari siang saking keasyikan pada lupa kalo belum makan siang semuanya.

Pengajian akbar diisi oleh Ust.Kuncoro tentang Hikmah Qurban dengan gayanya yang gokil bahasa jawa dan gojekan ayik bikin suasana malam itu penuh hikmah dan keceriaan.

Petualangan Gunung Ijo , Baksos dan Qurban 

Hari kedua di kokap kulon progo pagi itu setelah shoat subuh berjamaah ke masjid para sahabat masjid langsung melanjutkan petualangannya mendaki gunung ijo, Perjalanan dimulai dengan berbekal 1 termos, 4 Gelas, kopi, makanan ringan, kamera, dan bendera fsrmy. Buat foto-fotonya kebetulan ane gak bawa kamera pas diatas nanti ane susulin coz dibawa ama Aga hasil fotonya.

Naik gunung berkabut bersama fsrmy adventure tadabur kebesaran Allah Swt di puncak gunung akhirnya kita tak sengaja nemu ide membuat video keren, sketsa fsrmy. Emm, pasti penasaran videonya, ditunggu ya itu kameranya Aga juga yang bawa.

Pokoknya videonya gokil abiz wkwkiw naik gunung teryata tidak mudah tidak susah juga tapi rasanya itu asyik banget, pas naik memang sangat melelahkan tapi waktu sampai puncak gunung lihat pemandangan dari atas bersama teman2 rasanya nikmat banget penuh kemenangan. Ajaib lelah tadi hilang dalam waktu sekejab terhapus oleh rasa syukur dan bahagia bisa sampai puncak gunung, Thanks kawan- kawan FSRMY yang sudah mengajakku berpetualang .


Kalo antum semua lihat suasana pas Baksos dan Qurban pasti terharu, membahagiakan sekali kita bisa berbagi dengan sesama saudara Muslim . Banyak sekali hikmah yang bisa ana dapat dari petualangan bersama kawan-kawan FSRMY kali ini yang tak bisa terungkap semua dalam tulisan ini. Ane selalu berdoa agar kawan2 yang berjuang di jalan Allah selalu dimudahkan jalannya untuk menuju surga agar sukses dunia dan akherat .

Hikmah dari ukhuwah Islamiyah, gotong royong, niat, back to masjid, hikmah Qurban, dan masih banyak lagi hikmah dari setiap kejadian, yang penting mari sahabatku kita luruskan niat kita hanya karena Allah hanya untuk ibadah.

Jangan sampai ada Riya jangan sampai amal kita sia-sia hanya karena kita salah niat , Nah buat sahabat masjid di manapun di Jogja, Indonesia seluruh dunia mari kita makmurkan masjid tercinta berjamaah akan lebih dahsyat dari pada kita sendiri-sendiri dalam berdakwah.

#BerjamaahItu Indahini kutipan dari sahabat saya di Isi Ridwan Taufik Kurniawan bunyinya begini //

Di sektor saya, saya mempunyai setidaknya 8 orang rekan dalam dakwah. 8 adalah angka yang lebih dari cukup buat mengguncang opini di satu kampus. Tapi angka yg sama juga tak berarti apa2 jika masing2 bergerak sendiri2, tiada terorganisasi. Bersendiri sebabkan upaya tidak efektif. Rasa malas cepat muncul. Maksiat mudah mengintai. Berjama’ah sebabkan hasil maksimal. Rasa berlomba raih kebaikan muncul. Maksiat sulit menggoda. #BerjamaahItuIndah

BACK TO MASJID !

oleh Rendra Visual; follow : @RendraVisual 

Cuci Otak Media dan Kebangkitan Media Islam

24 Sep

Awas Mesin Cuci Otak (Efek Media Massa) 

Remaja Masjid Jogja – Tidak bisa dipungkiri yang namanya media sangat besar pengaruhnya pada kehidupan manusia mau orang tua, anak-anak , remaja, sampai manula semua tidak lepas bersinggungan dari media .

Pengaruh media sangat dahsyat apalagi yang namanya media televisi atau audio visual. Bagaimana tidak karena sifatnya yang audio visual efeknya mempengaruhi semua panca indra dari mata (visual), telinga (suara), sampai ke emotional (perasaan), dikemas dengan kreatif sehingga pengaruhnya sangat dahsyat apalagi alam bawah sadar.

Nah buat remaja masjid jogja hati-hati nih dalam nonton tv yang punya adek diawasi juga adeknya nanti takutnya adek-adik kita malah diasuh ama TV . Dari Masyarakat kota sampai masyarakat desa Tv jadi salah satu hiburan paling favorit untuk menghabiskan waktu.

Coba kita amati sekarang media Tv terutama konten sajiannya cinderung dapat merusak moral generasi muslim kita. Sekarang ane tanya anak-anak kecil anak tk atau paud misalnya  udah tahu pacaran pertama yang kasih tau darimana ? pasti  TV kan apalagi sekarang anak-anak lebih tahu lagu-lagu cinta orang dewasa dari pada lagu anak-anak .

Hampir pasar Musik juga menyajikan lagu-lagu cinta dan mengemas cinta dengan kemasan yang kreatif dan indah dari cinta monyet, cinta segitiga , perselingkuhan, macam-macam deh, seakan akan mengumbar syahwat cinta lawan jenih itu menyenangkan dan gak dosa. Ditambah lagi orang tua kita juga banyak yang terpengaruh dengan Tv sehingga kalo anaknya gak pacaran gak afdol rasanya.

Hati-hati juga loh dengan yang namanya lagu cinta atau lagu  sedih penelitian menyebutkan bahwa lagu-lagu sedih yang sering kita dengar dan diulang-ulang secara bawah sadar dan tidak langsung mempengaruhi jiwa kita bahkan nasib kita  .

kalo kita sering banget denger lagu sedih secara psikologi diulang-ulang kita kan punya sifat orang yang suka sedih murung dan kecewa, begitu juga sebaliknya lirik yang diualng-ulang pun juga begitu ya efek pengulangan.

Belum lagi Film -film festival yang mengambarkan kehidupan putih abu-abu di Tv dari kenalan sampai cara nembaknya diajarkan woh parah tau sendiri kan film apan itu tuh yang durasinya cuma 2 jam selesai dan pasti ceritanya lokasinya sama yang paling banyak lokasi syuting di pulau bali hehehe.

Kalo soal gosip tau sendiri kan parah abiz, liat aja tuh presenternya pakaiannya, belum lagi kita gibah tiap hari saudara bukannya ditutupi aibnya eh malah dibuka -buka aibnya kasihan tahu.

Berita Kejahatan atau  kebohongan dan diberitakan sebagai kebenaran bila diualang-ulang dianggap sebagai kebenaran juga bisa menjadi satu kebenaran yang diyakini orang.

Berita negatif juga hati-hati bisa bikin kita pisimis dan jadi oarang yang jahat juga, setiap pagi ada berita pembunuhan, aborsi, pemerkosaan, pearmpokan, kebakaran, kebanjiran , kemacetan, teroris teriak teroris, kebobrokan negara korupsi seakan akan kita gak ada harapan lagi.

Mana ada yang diliput prestasi anak negeri misal komunitas-komunitas positif , ada sih tapi porsinya sedikit, bahaya loh kalo kiata sering dapat konsumsi media negatif.

Optimis Kebangkitan Islam kembali 

Sebenarnya nih sobat kita tuh lagi perang kita sedang dicuci otaknya dibobrokkan akhlaknya lewat media, perang tanpa senjata tanpa rudal dan gak sadar juga kalo sedang perang, mati perlahan bagai ayam mati dilumbung padi.

Kita sedang dijajah dinegeri sendiri dan tak sadar bahkan senang bekerjasama dengan para perusak moral pemuja hawa nafsu dan pemuja setan, dan sungguh syaitan itu musuh yang nyata dan tidak akan berhenti menyesatkan kita .

Hampir semua media diseluruh dunia dikuasai oleh bangsa barat. Industri film, Iklan, koran, berita, Musik bahkan ada istilah siapa mengusai media masa  dia  bisa mengusai dunia mengkonspirasi opini dan memutarbalikan fakta.

Kita memang hidup diera dimana jahiliyah modern sudah terlihat nyata,  era diamana pengusa zalim tinggal, pemimping lupa rakyatnya, yang kuat menjajah yang lemah, yang kaya makin kaya yang miskin mati pelan-pelan.

Sebenanya ini  semua juga salah kita  karena  meninggalkan Al Quran dan hadist ada petunjuk yang jaminannya langsung dari Allah dan tidak ada keraguan didalamnya kita tidak mau gunakan membacanya tidak pernah apalagi mepelajari dan mengamalkan cuma dipajang rapi dialmari.

kejayaan suatu umat Islam itu dengan membaca al-Qur’an dan mengamalkannya. Namun sebaliknya, musibah yang menimpa umat ini disebabkan karena sikap acuh tak acuh kepada al-Qur’an dan meninggalkannya. Rasulullah saw bersabda: ”Sesungguhnya Allah Swt meninggikan (derajat) ummat manusia ini dengan Al-Qur’an dan membinasakannya pula dengan Al-Qur’an” (H.R Muslim).
Inilah rahasia mengapa generasi awal umat Islam (generasi sahabat, tabi’in dan tabi’itabi’in) menjadi generasi terbaik umat ini sebagaimana dinyatakan oleh Rasul saw.
Mengapa demikian?
Jawabannya adalah karena mereka mengamalkan al-Qur’an dan sunnah Rasul saw. Maka Islampun berjaya pada masa-masa mereka, sehingga tersebar keseluruh penjuru dunia. Namun, setelah generasi tersebut sampai saat ini umat Islam meninggalkan al-Qur’an sehingga umat Islam menjadi lemah dan hina karena dijajah oleh orang kafir, bahkan dizalimi dan dibunuh seenaknya oleh orang kafir akibat meninggalkan al-Qur’an.

Ada panggilan Adzan “marilah kita sholat marilah menuju kemenangan” kita sibuk dengan dunia, lupa akan hari akhir, gak peduli Allah dah datang malah asyik facebookan, asyik rapat, asyik main komputer, asyik nongkrong, jauh dari kemenagan ukuwah berjamaah.

Peran Remaja Masjid 

Terus apa sih yang harus kita lakukan sebagai remaja masjid ?

Ngobrolin media lagi sebenarnya anak muda sekarang sudah mulai cerdas bermedia loh walau beberapa sih ada yang belom nah itulah tugas kita untuk amar makruf nahi mungkar mulai dulu dari yang kecil, mulai dari diri sendiri dan mulailah sekarang juga.

Kita harus kritis nih ama Berita di Tv kalo ada berita datang jangan langsung dicer-na sebagai fakta siapa tau ada konspirasi didalamnya, kalo ada iklan sampo gak kerudungan matikan aja bikin hafalan Quran  temen-temen cepat hilang wkwkwk.

Nah sebenarnya dengan adanya sosial media sekarang mustinya dimanfaatkan secara bijak ya ,memang seperti pisau tergantung digunakan buat apa, buat kejahatan bisa buat kebaikan juga bisa .

Terutama anak muda sekarang tuh udah mulai pada gak doyan Tv kalo bangun tidur pasti pegang Hp terus update status twitteran deh kalo lihat berita juga lebih cepat lewat  twitter , internet lebih update hehehe.

Hampir aktivitas bermedia anak muda pindah ke sosial media dari facebook, twitter dan masih banyak lagi jarang udah anak muda baca koran padahal penting juga . Sekarang follow deh ustadz-ustad keren yang bisa bikin hidupmu semangat dan penuh hikmah kan kalo deket ama orang sholeh jadi tombo ati juga .  Ayo follow misal @Yusuf_Mansur  @salimafillah @felixsiauw  @RinduMasjid @PecintaSedekah @Flippermagz @Fsrmy banyak deh yang positif jangan follow  yang galau-galau ya.

kamu juga bisa update gerakan back to masjid memakmurkan masjid lewat twitter sambung ke fb, atau  bantu share audio mp3, bikin video dakwah youtube mungkin, bisa uplooad slide persentasi ke blog kamu .

Bayangkan ya misal kamu punya tean 500 teman di fb twitter juga jadi 1000 teman ya . Nah kalo update yuk sholat duha dulu atau yuk sholat tepat waktu pas adzan , ada 10 % atau 100 orang atau  5 % aja yang kamu ajak terus mau dan melakukan petunjuk yang kamu update dapat hidayah coba bayangkan pahalanya dilipatkan berapa banyak tuh tapi niatnya karena Allah loh hati-hati riya.

Sholat duha paling banyak kita bisa 8 rakaat kalo ajak orang lain dikali berapa tuh

Barangsiapa mengajak pada petunjuk (amal saleh), maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sama sekali; dan barangsiapa mengajak pada kesesatan, maka atasnya dosa seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sama sekali.”(HR Muslim)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw. Bersabda sebagai berikut.

Barangsiapa mendatangi masjidku ini, dan dia tidak mendatanginya kecuali untuk kebaikan yang dipelajarinya atau yang diajarkannya, maka dia seperti seorang mujahid di jalan Allah; dan barangsiapa datang bukan untuk niat itu, maka dia seperti orang yang (hanya) melihat kesenangan orang lain.” (HR Ibnu Majah dan Baihaqi)

Tentunya sobat muda pasti jauh lebih kreatif dalam beramal sholeh ingat niatnya karena Allah semata takutnya nanti kita tidak adapat pahala apapun karena Riya. Ya Demi masa sesungguhnya kita dalam kerugian makanya kita harus senantiasa banyak memperjuangkan Islam karena perjuangan kita belum berakhir sampai tegaknya Agama Islam kembali bangkit. Hidup kita cuma sebentar kawan paling lama 70 tahun manfaatkan masa mudamu ini jangan sampai nyesel deh, Dari Masjid kita bangkit dari Masjid kita Bangun peradaban Dunia.

Ajak sebanyak-banyaknya orang untuk menjawab pangilan Adzan menuju kemenangan untuk sholat tepat waktu berjamaah ke masjid ,  belajar Al Quran dan mengamalkannya kembali. Bila mana jamaah kita kuat ukuwah kita kuat persaudaraan kita hanya karena Allah dan sesama Muslim se Iman -dalam satu komando,rapatkan barisan,  satu pemimpin, kita tak kan terkalahkan dengan bantuan Allah kita yakin pasti menang yakin akan jaya kembali , ini bukanlah akhir dari perjuangan proses embrio dan tongkat estafet untuk anak cucu kita untuk menegakkan Islam kembali jaya .

salam kenal @RinduMasjid follow juga @fsrmy

Silaturohim – bersama Ust Bachtiar Nasir download

ANCAMAN MENINGGALKAN SHALAT

17 Jul

Barang siapa melalaikan sholat, Allah SWT akan menyiksanya dengan 15 siksaan. Enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di alam kubur, tiga siksaan saat bertemu dengan Allah SWT.

Ketika Malaikat Jibril turun dan berjumpa dengan Rasulullah SAW, ia berkata, “Wahai Muhammad, Allah tidak akan menerima puasa, zakat, haji, sedekah, dan amal saleh seseorang yang meninggalkan sholat. Ia dilaknat di dalam Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Quran. Demi Allah, yang telah mengutusmu sebagai nabi pembawa kebenaran, sesungguhnya orang yang meninggalkan sholat, setiap hari mendapat 1.000 laknat dan murka. Para malaikat melaknatnya dari langit pertama hingga ketujuh.

Orang yang meninggalkan sholat tidak memperoleh minuman dari telaga surga, tidak mendapat syafaatmu, dan tidak termasuk dalam umatmu. Ia tidak berhak dijenguk ketika sakit, diantarkan jenazahnya, diberi salam, diajak makan dan minum. Ia juga tidak berhak memperoleh rahmat Allah.Tempatnya kelak di dasar neraka bersama orang-orang munafik, siksanya akan dilipatgandakan, dan di hari kiamat ketika dipanggil untuk diadili akan datang dengan tangan terikat di lehernya. Para malaikat memukulinya, pintu neraka jahanam akandibukakan baginya, dan ia melesat bagai anak panah ke dalamnya, terjun dengan kepala terlebih dulu, menukik ke tempat Qorun dan Haman di dasar neraka.

Ketika ia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, makanan itu berkata, ‘Wahai musuh Allah, semoga Allah melaknatmu, kamu memakan rezeki Allah namun tidak menunaikan kewajiban-kewajiban dari-Nya.’ Ketahuilah, sesungguhnya bencana yang paling dahsyat, perbuatan yang paling buruk, dan aib yang paling nista adalah kurangnya perhatian terhadap sholat lima waktu, sholat Jumat, dan sholat berjemaah. Padahal, semua itu ibadah-ibadah yang oleh Allah SWT ditinggikan derajatnya, dan dihapuskan dosa-dosa maksiat bagi siapa saja yang menjalankannya.

Orang yang meninggalkan sholat karena urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya, merugi perdagangannya, besar musibahnya, dan panjang penyesalannya. Ia dibenci Allah, dan akan mati dalam keadaan tidak Islam, tinggal di neraka Jahim atau kembali ke neraka Hawiyah.”

Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa meninggalkan sholat hingga terlewat waktunya, lalu mengadanya, ia akan disiksa di neraka selama satu huqub (80 tahun)…. Sedangkan ukuran satu hari di akhirat adalah 1.000 tahun di dunia.” Demikian tertulis dalam kitab Majalisul Akbar.

Sementara dalam kitab Qurratul Uyun, Abu Laits Samarqandi menulis sebuah hadis, “Barang siapa meninggalkan sholat fardu dengan sengaja walaupun satu sholat, namanya akan tertulis di pintu neraka yang ia masuki.” Ibnu Abbas berkata, ”Suatu ketika Rasulullah SAW bersabda, ‘Katakanlah, ya Allah, janganlah salah seorang dari kami menjadi orang-orang yang sengsara.’ Kemudian Rasulullah SAW bertanya, ‘Tahukah kamu siapakah mereka itu?’ Para sahabat menjawab, ‘Mereka adalah orang yang meninggalkan sholat. Dalam Islam mereka tidak akan mendapat bagian apa pun’.

Disebutkan dalam hadis lain, barang siapa meninggalkan sholat tanpa alasan yang dibenarkan syariat, pada hari kiamat Allah SWT tidak akan memedulikannya, bahkan Allah SWT akan menyiksanya dengan azab yang pedih. Diriwayatkan, pada suatu hari Rasulullah SAW berkata, ”Katakanlah, ya Allah, janganlah Engkau jadikan seorang pun di antara kami celaka dan diharamkan dari kebaikan.”“Tahukah kalian siapakah orang yang celaka, dan diharamkan dari kebaikan?”“Siapa, ya, Rasulullah?” “Orang yang meninggalkan sholat,” jawab Rasulullah. Dalam hadis yang berhubungan dengan peristiwa Isra Mi’raj, Rasulullah SAW mendapati suatu kaum yang membenturkan batu ke kepala mereka. Setiap kali kepala mereka pecah, Allah memulihkannya seperti sedia kala. Demikianlah mereka melakukannya berulang kali. Lalu, beliau bertanya kepada Jibril, “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”
“Mereka adalah orang-orang yang kepalanya merasa berat untuk mengerjakan sholat,” jawab Jibril.

Diriwayatkan pula, di neraka Jahanam ada suatu lembah bernama Wail. Andaikan semua gunung di dunia dijatuhkan ke dalamnya akan meleleh karena panasnya yang dahsyat. Wail adalah tempat orang-orang yang meremehkan dan melalaikan sholat, kecuali jika mereka bertobat. Bagi mereka yang memelihara sholat secara baik dan benar, Allah SWT akan memuliakannya dengan lima hal, dihindarkan dari kesempitan hidup, diselamatkan dari siksa kubur, dikaruniai kemampuan untuk menerima kitab catatan amal dengan tangan kanan, dapat melewati jembatan shirathal mustaqim secepat kilat, dan dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab. Dan barang siapa meremehkan atau melalaikan sholat, Allah SWT akan menyiksanya dengan 15 siksaan. Enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di alam kubur, dan tiga siksaan saat bertemu dengan Allah SAW. Adapun enam siksaan yang ditimpakan di dunia adalah dicabut keberkahan umurnya, dihapus tanda kesalehan dari wajahnya (pancaran kasih sayang terhadap sesama), tidak diberi pahala oleh Allah semua amal yang dilakukannya, doanya tidak
diangkat ke langit, tidak memperoleh bagian doa kaum salihin, dan tidak beriman ketika roh dicabut dari tubuhnya. Adapun tiga siksaan yang ditimpakan saat meninggal dunia ialah mati secara hina, mati dalam keadaan lapar, dan mati dalam keadaan haus. Andai kata diberi minum sebanyak lautan, ia tidak akan merasa puas.

Sedangkan tiga siksaan yang didapat dalam kubur ialah, kubur mengimpitnya hingga tulang-belulangnya berantakan, kuburnya dibakar hingga sepanjang siang dan malam tubuhnya berkelojotan menahan panas, tubuhnya diserahkan kepada seekor ular bernama Asy-Syujaul Aqra. Kedua mata ular itu berupa api dan kukunya berupa besi, kukunya sepanjang satu hari perjalanan. ”Aku diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyiksamu, karena engkau mengundurkan sholat Subuh hingga terbit matahari, mengundurkan sholat Zuhur hingga Asar, mengundurkan sholat Asar hingga Magrib, mengundurkan sholat Magrib hingga Isya, dan mengundurkan sholat Isya hingga Subuh,” kata ular itu.Setiap kali ular itu memukul, tubuh mayat tersebut melesak 70 hasta, sekitar 3.000 meter, ke dalam bumi. Ia disiksa dalam kubur hingga hari kiamat. Di hari kiamat, di wajahnya akan tertulis kalimat berikut: Wahai orang yang mengabaikan hak-hak Allah, wahai orang yang dikhususkan untuk menerima siksa Allah, di dunia kau telah mengabaikan hak-hak Allah, maka hari ini berputus asalah kamu dari rahmat-Nya.

Adapun tiga siksaan yang dilakukan ketika bertemu dengan Allah SWT adalah, pertama, ketika langit terbelah, malaikat menemuinya, membawa rantai sepanjang 70 hasta untuk mengikat lehernya. Kemudian memasukkan rantai itu ke dalam mulut dan mengeluarkannya dari duburnya. Kadang kala ia mengeluarkannya dari bagian depan atau belakang tubuhnya. Malaikat itu berkata, ”Inilah balasan bagi orang yang mengabaikan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan Allah.” Ibnu Abas berkata, ”Andai kata satu mata rantai itu jatuh ke dunia, niscaya cukup untuk membakarnya.”
Kedua, Allah tidak memandangnya. Ketiga, Allah tidak menyucikannya, dan ia memperoleh siksa yang amat pedih. Demikianlah ancaman bagi orang-orang yang sengaja melalaikan sholat. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada orang yang bersegera menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya. Amin..
Rasulullah SAW bersabda, “Sembahlah Allah seakan engkau melihat-Nya. Apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
(HR Bukhari dan Muslim)

wallahua’lam bishawab

by: Echi Sofwan

Meraih Amalan Tertinggi – Ust.Dwi Condro Triono,Ph.D download  (MP3)

 

Sebuah Catatan Minor: Memahami Kembali Langkah Pemuda Islam dalam Menghadapi Degradasi Akhlak-Moral

30 Jun

Oleh: Ahda Abid Al-Ghiffari[1]

Di negeri ini, sejarah yang ditulis penuh sesak dengan kehadiran pemuda. Dosen, guru, dan para pendidik jenis lain sering menggunakan kata “pemuda” sebagai alat untuk mengobarkan semangat mahasiswa atau siswanya. Kita rujuk dari mulai terbentuknya kesadaran nasional di Hindia Belanda hingga Reformasi yang spektakuler itu, mengapa identik dengan pemuda? Di Hindia Belanda awal abad 20 lahirnya nasionalisme diidentikkan dengan pemuda, hingga rentang masa menjelang itu, pemuda didengungkan terus berpartisipasi menegakkan “keadilan” menurut versi mereka. Proklamasi kemerdekaan masih tetap digemborkan dengan semangat pemuda yang menuntut golongan tua agar segera singgah ke pelaminan kemerdekaan. Melompat jauh pada tahun 1966 ketika rezim Orde Lama sudah tak sanggup mengatasi para pemuda yang terus mendesak “penyegaran” bagi kehidupan masyarakat dan bernegara. Kemudian rentang tiga puluh dua tahun post-desakan itu, “penyegaran” yang dituntut oleh pemuda Angkatan 66 itu dipertanyakan lagi oleh para pemuda angkatan Reformasi. Terus saja kita mempertanyakan, apa yang mereka perjuangkan? Nasionalisme? Demokrasi? Kesejahteraaan? Tema-tema tersebut umum menjadi bahan diskusi yang lama-lama mungkin membusuk dan tinggal menjadi obrolan mahasiswa di sore hari yang penuh dengan guyonan belaka.

Apa salah berkata demikian? Bagaimana jika kita mempertanyakan, “di mana peran pemuda Islam pada masa-masa spektakuler dalam sejarah Indonesia yang penuh dengan romantisisme tersebut?” Apakah nihil, atau memang dikebiri dan dihapuskan perannya dalam historiografi Indonesia? Meskipun, pada waktu-waktu tertentu mereka (pemuda Islam) muncul di tengah pertentangan strategis antara pemuda-pemuda yang berideologi (agama) lain. Ahmad Khudori dalam sebuah kajiannya pernah mengatakan, “… Salah Satu cara musuh-musuh Islam untuk memutuskan Umat Islam dengan agamanya adalah memutus hubungan pemuda-pemuda Islam dari sejarah Umat Islam pendahulunya….” Mungkinkah telah terjadi suatu startegi untuk melemahkan pemuda Islam? Belum lagi jika kita mempertanyakan perannya dalam pembinaan aqidah, akhlak, dan moral masyarakat, tempat ia berenang di lautan kesengsaran, kecurangan, dan konspirasi setan-setan politik. Jelas, pemuda Islam bukanlah pemuda sekuler yang hanya menuntut kemerdekaan, nasionalisme, demokrasi dan ideologi lain, yang seharusnya para pemuda Islam itu sadar bahwa perjuangan tentang nasionalisme, demokrasi dan segala tetek bengeknya itu hanyalah buatan manusia, tak pantas diperjuangkan, kalau tidak ingin dikatakan hanya nafsu manusia belaka. Bukan saatnya lagi berteriak-teriak untuk menyadarkan mereka yang tidak mengerti tentang sejarah keterlibatan pemuda Islam di masa-masa kenangan itu. Bukankah action itu lebih bermanfaat?

Pemuda Islam itu, bergerak melalui idealita yang digariskan oleh Allah melalui dua pusaka populer milik umat Islam: al-Qur’an dan as-Sunnah. Kita tidak bisa memungkiri itu: bagaimana jadinya membicarakan pemuda Islam tapi lepas dari sudut pandang al-Qur’an dan as-Sunnah. Pemuda Islam dengan peranannya adalah sebuah integritas tiada habis, sebuah perenungan sepanjang zaman yang terus diperbincangkan. Kita kutip saja surat ali-Imraan ayat 104:

Allah Subahanahuwata’ala berfirman, yang artinya,

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf , dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”

Ayat tersebut sebenarnya merupakan “teori umum” atau pedoman yang populer bagi siapa saja yang ingin “menebarkan kebaikan.” Tak sulit mengatakan jika, tugas tersebut dilimpahkan pada segolongan kelompok yang paling banyak berada di masyarakat: Pemuda Islam! Maka, pemuda Islam adalah segolongan kelompok yang berada di masyarakat. Mereka adalah orang-orang yang cukup beridealisme hanya dengan al-Qur’an dan sunnah Nabi-nya, adapun nilai-nilai dan ilmu lain yang digunakan untuk mempertanyakan perannya adalah masalah metode, bukan metodologi. Sayyid Quthb pernah mengatakan:

Referensi utama yang diadopsi oleh generasi pelopor adalah al-Qur’an, hanya al-Qur’an semata… sabda-sabda dan petunjuk Rasulullah Saw merupakan satu dari beberapa konsekuensi yang bersumber dari al-Qur’an.[2]

Generasi pelopor yang dimaksud Sayyid Quthb adalah generasi sahabat ridwanullah ‘alaihim. Namun, bukankah tidak menutup kemungkinan, jika kita katakan bahwa ada generasi pelopor juga setelah generasi para sahabat tersebut, yaitu generasi pelopor yang meniru generasi sahabat?  

 

Pemuda dan Degradasi Moral: Revitalisasi Dakwah Aqidah Islam!

Sejarawan membagi periode perjuangan Nabi Muhammad dalam dua tempat penting di Arab: Makkah dan Madinah. Makkah adalah tempat Nabi Muhammad menyeru tauhid dan membangun aqidah sahabat-sahabatnya ketika pertama kali masuk Islam. sedangkan periode Madinah adalah tempat Nabi Muhammad membangun kekuatan, syari’at dan akhlak bagi umatnya. Ada satu cerita menarik yang di dapat dari periode Madinah tersebut. Suatu ketika, Nabi Muhammad tengah menemui para sahabatnya yang sedang berada di dalam sebuah kedai minuman. Para Sahabat tersebut sedang mabuk keras karena khamr yang dipesan mereka. Singkat kisah, Nabi Muhammad membacakan suatu ayat tentang larangan meminum khamr di depan para sahabatnya itu. Serentak setelah ayat tersebut dibacakan, para Sahabat nabi yang sedang mabuk tersebut lantas membuang khamr yang di pesannya, begitu pila dengan pemilik kedai minuman tersebut. Mereka sama-sama membuang khamr tersebut tanpa pandang bulu atau berikap eman-eman.

Demikian iman dan tauhid yang begitu kuat melekat di dalam dada para Sahabat tersebut. Iman dan tauhid tersebut adalah hasil binaan Nabi Muhammad pada periode Makkah. Begitu taatnya mereka kepada Allah dan Rasul-Nya: Sahabat dengan begitu saja, tanpa pikir panjang menaati perintah Allah dan Rasul-Nya tersebut. Aqidah adalah hal pertama yang dibina Nabi Muhammad Saw ketika menyampaikan risalah kenabiannya. Pada Periode Makkah, kerusakan akhlak dan moral sedang terjadi di tengah tatanan masyarakat Arab yang tradisional ortodoks. Terjadi sebuah konsekuen yang logis ketika tatanan mayarakat yang tradisional ortodoks hasil buatan manusia tersebut mengakibatkan kerusakan moral. Tak perlu penulis gambarkan kerusakan moral tersebut, karena terlalu banyak buku sejarah Islam yang menggambarkannya.

Di tengah kerusakan akhlak dan moral tersebut, ada juga sekelompok masyarakat yang masih ingin memperbaiki akhlak masyarakat Arab, namun kita tidak bisa memungkiri, karena pada gilirannya, sekelompok masyarakat tersebut, walaupun ingin memperbaiki kondisi moral masyarakat, namun juga masih melakukan peribadatan yang salah, atau masih terdapat peribadatan yang hanya meniru nenek moyang mereka: penyembahan terhadap berhala dan sejenisnya menjadi suatu hal yang biasa. Seaindainya Rasulullah pada awal perjuangannya berjuang untuk mengatasi degradasi ahklak-moral, Pan-Arabisme, dan pemberontakan melawan Romawi dan Persia (hal-hal lain yang dihadapi bangsa Arab), maka dakwahnya akan sangat diterima, bahkan didukung karena ia tidak akan menyinggung masalah-masalah peribadatan jahiliah. Sebaliknya, fakta sejarah yang ada, beliau terlebih dahulu menegaskan laa ilaaha illallah (tiada sesembahan lain yang patut disembah kecuali Allah) sebelum mengatasi masyarakat Arab yang rusak karena tatanan jahiliah hasil tradisi manusia itu.

Bandingkan dengan sekarang, terlalu banyak orang yang menyeru terhadap perbaikan moral, bahkan ada banyak juga yang bersembunyi di balik slogan pendidikan karakter, sebagai upaya membentuk masyarakat yang bermoral. Namun, kita juga tidak dapat memungkiri, orang-orang yang menyeru tentang perbaikan moral tersebut adalah orang Islam yang “tak sadar dien Islam.” Mereka ingin memperbaiki moral masyarakat dengan alternatif dan slogan-slogan lain, selain Islam, meskipun, sekali lagi, kebanyakan dari mereka adalah muslim. Bukannya ingin membicarakan masyarakat yang sekuleristik, namun konsekuensinya tetap saja mengacu pada hal tersebut. Masyarakat yang sekuleristik tidak akan mengacu pada tindakan-tindakan non-relijius untuk mengatasi persoalan-persoalan duniawi yang menurut mereka hanya bisa diselesaikan dengan solusi-solusi duniawi pula.[3] Akankah kita termasuk golongan yang seperti itu?

Inilah suatu awal untuk mempertanyakan peran pemuda Islam dalam membendung degradasi moral. Pemuda Islam tidak hanya akan menyeru pada hal-hal yang frontal untuk mengatasi degradasi moral. Lebih dari itu, memahamkan kepada pelaku degradasi moral tentang “mengapa mereka tidak boleh melakukan hal-hal yang mengakibatkan kerusakan akhlak-moral,” melalui pemahaman dien Islam lebih penting dibanding terus-menerus secara teratur meneriakkan “berantas kemaksiatan,” meskipun hal tersebut juga perlu dilakukan sebagai nahi mungkar ketika kondisi masyarakat sudah tidak bisa diajak “berkompromi” lagi. Maka di sinilah perlunya untuk memulai gerakan pembendungan degradasi moral tersebut melalui pemahaman aqidah Islam yang benar menurut tradisi pemikiran ahlus sunnah wal jamaah. Dengan kata lain, pemuda Islam itu bukan hanya sekelompok insan yang meneriakkan slogan-slogan “pembendungan degradasi moral”, namun pemuda harus lebih dalam tenggelam pada perjuangan aqidah Islam sebagai cara yang prinsipil untuk menangani masalah kerusakan moral, atau setidaknya, ia sadar bahwa berteriak tentang “penegakkan Islam” di bumi adalah lebih penting, dibanding jika hanya berteriak “marilah kawan-kawan, kita perkuat national character building kita dengan semangat nasionalisme!!” yang nampak emosional, persuasif dan retorik namun terefleksikan dengan omong kosong belaka.

Apa yang harus dilakukan pemuda Islam? Dari penjelasan di atas, telah jelas bahwa poin terpenting dan utama yang harus diperbuat untuk memposisikan diri di tengah masyarakat yang sebagian besar collapse akhlaknya adalah dakwah aqidah. Inilah yang dicontohkan Rasulullah dalam membina ummat-nya, dan inilah yang harus diamalkan pemuda Islam. Mereka yang memiliki visi mengadopsi dan belajar dari sejarah kenabian untuk dijadikan pedoman langkah-langkahnya di zaman ini, maka tidak berlebihan jika kita mengatakan pemuda Islam adalah golongan yang sadar sejarah. Secara aplikatif, pemuda Islam adalah bagian yang unggul dan produktif secara usia. Mereka adalah golongan yang relatif mampu menghidupkan pengajian-pengajian aqidah dalam masyarakat. Ini tidak mudah, tantangan selalu dihadapi, karena dakwah aqidah yang sesungguhnya pasti akan bertentangan dengan “apa yang diyakini masyarakat.” Berkaitan dengan ini, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani menuturkan:

Rasulullah Saw adalah suri teladan yang baik dalam memberikan jalan keluar bagi semua problem umat Islam di dunia modern sekarang ini pada setiap waktu dan kondisi. Hal ini yang mengharuskan kita memulai dengan apa-apa yang telah dimulai oleh Nabi kita, yaitu pertama-tama memperbaiki apa-apa yang telah rusak dari aqidah kaum muslimin. Dan yang kedua adalah ibadah mereka. Serta yang ketiga adalah akhlak mereka…. sesungguhnya urusannya tidaklah mudah sebagaimana yang disangka oleh sebagian mereka… dan di antara mayoritas kaum muslimin pada masa ini yang mengucapkan kalimat [thayyibah] (laa ilaaha illallah –pen) tetapi tidak memahami maknanya secara benar.[4]

Demikian, sudah saatnya, pemuda Islam memberi perhatian lebih terhadap dakwah aqidah ini jika menginginkan sebuah tatanan masyarakat yang unggul akhlaknya, atau dalam bahasa yang populer “masyarakat yang berakhlak mulia.” Sebuah masyarakat yang didiami oleh pemuda Islam, sebagai “elemen tengah” telah memiliki sebuah kunci untuk membentangkan sebuah peradaban. Maka tidak heran jika Rasulullah Saw menyebut Ali bin Abi Tholib, seorang pemuda cerdas saat itu yang menjadi salah satu Khulafaur Rasyidin yang terkenal  itu, sebagai “kuncinya ilmu.” Kembali kita bertanya, adakah suatu peradaban yang unggul akhlak-moralnya tanpa disertai pemuda dan aqidah Islam yang kuat? Tidak terlalu berlebihan jika kita mengatakan, sepertinya mustahil mengawang-awang atau membolak-balik buku sejarah untuk menemukan sebuah peradaban yang lebih baik akhlak dan moralnya tanpa disertai dengan aqidah Islam yang mapan. Wallahu’alam bishawab.[]

 

Referensi

Al-Qur’an Al-Karim

Sayyid Quthb, 2009, Ma’alim Fi Ath-Thariq, a.b. Mahmud Harun Muchtarom, Yogyakarta: Uswah.

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, 2001, “At-Tauhid Awwalan Ya Du’atsal Islam”, a.b. Fariq Gasim Anuz, Tauhid: Prioritas Pertama dan Utama, Jakarta: Darul Haq.

Thohir Luth, 2005 (cetakan kedua), M. Natsir: Dakwah dan Pemikirannya, Jakarta: Gema Insani.


[1] Peserta Islamic Article Competition (IAC), Mahasiswa UNY jurusan Pendidikan Sejarah (2009) NIM: 09406241042, pemerhati dunia dakwah, aktifis dan pegiat kegiatan dakwah remaja masjid.

[2] Sayyid Quthb, 2009, Ma’alim Fi Ath-Thariq, a.b. Mahmud Harun Muchtarom, Yogyakarta: Uswah, hlm. 34.

[3] Sekuleristik, atau sekulerisme secara umum merupakan salah satu “virus” yang menyerang Islam (secara historis maupun normatif) yang hakikatnya, semua muslim sejati “berhak” melindungi dirinya dari virus ini. Seluruh ulama Islam yang tahu tentang paham pemisahan agama dengan urusan-urusan publik ini, sadar tentang bahayanya yang terus menggerogoti Islam. M. Natsir (dan kawan-kawannya), seorang ulama dan politikus pada masa Orde Lama, telah menyadari tentang sekulerisme tersebut, di saat kebanyakan ulama ortodoks masih belum sadar terhadap paham ini. Padahal paham ini sudah dihembuskan sejak kolonialisme modern bercokol di negeri-negeri Timur. Lihat Thohir Luth, 2005 (cetakan kedua), M. Natsir: Dakwah dan Pemikirannya, Jakarta: Gema Insani, hlm. 115.

[4] Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, 2001, “At-Tauhid Awwalan Ya Du’atsal Islam”, a.b. Fariq Gasim Anuz, Tauhid: Prioritas Pertama dan Utama, Jakarta: Darul Haq, hlm. 9 dan 32.