Ghazwul Fikri/ Perang Pemikiran
Ustadz Sigit Yulianta, S.T., M.S.I.
Sabtu, 21 Februari 2015
Masjid Al-Azhar Pugeran
Ditinjau dari peperangan antara al-Haq dengan al-Bathil, peperangan ini sudah dimulai sejak Adam ‘alaihissalam diciptakan oleh Allah ta’ala. Allah tetapkan baginya sebagai khalifah di bumi, kemudian Allah perintahkan semua penduduk langit untuk bersujud padanya. Fasajadu illa iblis, semua bersujud kecuali iblis. Saat itulah perseteruan antara al-Haq dan al-Bathil terjadi. Iblis dengan arogansinya menjawab, “Aku lebih baik daripada dia (Adam), aku diciptakan dari api dan dia dari tanah” ketika Allah bertanya, “Kenapa engkau enggan bersujud pada Adam?” Inilah sifat iblis yang tidak hanya diwarisi oleh bangsa jin, tetapi juga kalangan manusia.
Iblis bersumpah di hadapan Allah, “Ya Allah, karena Engkau telah tetapkan aku sesat. Maka demi kemuliaanku, aku akan menyesatkan Adam dan anak cucunya. Aku akan datangi mereka dari depan dan belakang, kanan dan kiri hingga tidak engkau dapati kebanyakan dari mereka kecuali menyekutukanMu. Kecuali hamba-hambaMu yang ikhlas.” Sejak inilah benar-benar dimulai peperangan.
Allah sejak awal sudah peringatkan kepada kita bahwa setan merupakan musuh yang nyata. Jangan pernah mengikuti langkah-langkah setan. Apapun bentuknya, terlebih di zaman ini yang bermacam-macam banyaknya. Tidak hanya setan dari kalangan jin, tetapi juga ada setan dari kalangan manusia.
Ditinjau dari metode/strategi pertempuran, kita mendapati fakta sejarah bahwa orang-orang kafir, musyrik, munafik mengambil pelajaran dari peperangan-peperangan fisik yang mereka lakukan terhadap kaum muslimin. Peperangan yang terjadi di masa Nabi dan para sahabat, hampir dalam setiap perang jumlah kaum muslimin lebih sedikit. Persenjataan juga kalah dibanding musuh-musuhnya. Namun, tidak pernah bisa benar-benar dikalahkan.
Belajar dari peperangan-peperangan ini, orang-orang kafir mengambil kesimpulan bahwa umat Islam tidak bisa dikalahkan dengan peperangan fisik. Mereka menyadari hal ini. Maka kemudian mereka berpikir untuk melakukan peperangan dengan bentuk lain yang bisa menghancurkan umat Islam secara tidak sadar, tetapi efektif. Ada suatu pertemuan misionaris internasional di Inggris waktu itu. Speaker-nya mengangkat Al-Qur`an dan berkata, “Selama Al-Qur`an ini ada dalam dada setiap muslim, jangan harap kalian bisa mengalahkan mereka.” Inilah suatu kesimpulan yang diambil. Strategi mereka kemudian adalah tidak melakukan konfrontasi, tetapi membiarkan umat Islam dengan pengakuan lisan atas keislamannya sambil menyibukkan dengan hiburan-hiburan yang melalaikan, terutama pemudanya. Dengan begitu, umat Islam perlahan-lahan keluar dari agamanya tanpa disadari. Maka saat ini berapa banyak pemuda yang benar-benar mengkaji Al-Qur`an?
Diantara cara yang dilakukan adalah menyebarkan berita bohong. Berita-berita bohong disebarkan atau didengungkan terus menerus hingga dianggap benar. Selain itu, melakukan pendangkalan aqidah. Umat Islam dibuat ragu dengan aqidahnya, kemudian muncul paham pluralisme agama. Semua agama benar, semua agama menuju Tuhan yang sama, kebenaran hanya milik Tuhan, dan sebagainya.
Maka mari kita sadari dan waspadai hal ini dengan mendalami agama Islam dengan benar. Tata cara belajar sebagai seorang muslim ada 5 poin, yaitu:
1. Melalui sumber rujukan yang pasti benar; Al-Qur`an dan Hadits shahih.
2. Mengikuti pemahaman dan aplikasi shahabat Nabi.
3. Jaga dan pelihara kebersihan hati.
4. Belajar dan mengambil nasihat dari orang-orang ‘alim yang mukmin. Orang ‘alim yang mukmin adalah orang yang imannya telah mendarah daging.
5. Doa.
Allahu a’lam. Demikian resume ini ditulis. Semoga bermanfaat. Resume ini memang kurang lengkap, silakan download rekaman audionya di sini untuk mengambil faidah dari kajian ini dengan lengkap.
Jika ingin download rekaman audio kajian lainnya klik di sini.
Tags: al-Haq dan al-Bathil, Al-Quran, ghazwul fikri, perang pemikiran